Blog Archive

Sunday, May 15, 2016

FENITOIN



Farmakologi dan indikasi
 Farmakologi :
FENITOIN adalah golongan hidantoin yang menekan penyebab aktivitas seizure terutama dengan menghambat sinapsis potensial post tetanik dan mengeblok propagasi pelepasan elektrik. fenitoin mungkin juga menurunkan transpor Na dan mengeblok channel Ca pada level selular untuk menghasilkan aksi ini.

Indikasi :
  • Mengontrol grand mal dan psikomotor seizure
  • Mencegah dan treatment seizure yang terjadi selama atau setelah bedah saraf
  • Parental unutk mengontrol status epileptikus tipe grand mal. 
Farmakokinetik
Absorbsi dan distribusi :
Absorbsi fenitoin oral sangat lambat dan tidak sempurna. Injeksi I.m. diabsorbsi lambat samapi beberapa hari karena deposisi kristal fenitoin di otot, puncak kadar obat dalam serum terjadi 4-12 jam dengan pemakaian kapsul extended release. Waktu untuk mencapai kadar puncak naik dengan naiknya dosis oral.
Voleme distribusi
  • Neonatus prematur : 1-1,2 L/kg
  • Neonatus normal : 0,8-0,9 L/kg
  • Bayi : 0,7-0,8 L/kg
  • Anak-anak : 0,7 L/kg
  • Dewasa : 0,6-0,7 L/kg
Metabolisme dan ekskresi :
metabolisme dihati kecil.
90% diekskresikan melalui urine sebagai metabolik inaktif. kurang dari 5% diekskresi dalam bentuk tidak berubah di urine.

Kontraindikasi :
  • Hipersensitif terhadp fenitoin atau golongan hidantoin lain
  • Gangguan blok jantung
  • sinus bradikardi
Reaksi obat yang tidak dikehendaki :
Sering terjadi erithematous morbilliform rash. pada pengguna lama sering terjadi hirsutims, hipertrofi ginggival (terutama pada anak dan remaja), acneiform eruption, osteomalasia dan defediensi folat dengan makrositosis ringan. Kadang-kadang terjadi bradikardi atau hipotensi karena penggunaan I.V cepat, memperlambat pemakaian pengobatan dapat memperkecil komplikasi ini.

Perhatian :
  • Dapat meningkatkan frekuensi petit mal seizure
  • Bentuk sediaan yang digunakan melalui I.V dapat menyebabkan hipotensi, nekrosis kulit pada tempat suntikan, Hindarkan penggunaan secara I.V pada vena kecil.
  • Gunakan dengan hati-hati pada pasien porfiria
  • Hentikan penggunaan jika terjadi alergi rash atau limfadenopati
  • Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati, sinus bradikardi, S.A blok, atau A-V blok
  • Pada padien lanjut usia, klirens fenitoin dapat berkurang dan kadar albumin yang rendah dapat meningkatkanfraksi fenitoin bebas dalam serum.
Instruksi pasien :
Lihat informasi penggunaan obat antikonvulsan. kocok subpensi oral dengan baiak sebelum pemakaian dan gunakan alat ukur yang telah dikalibrasi.

Parameter yang harus dimonitor :
  • Tekanan darah
  • kadar fenitoin dalam darah
  • CBC
  • Tes fungsi hati
  • Tanda-tanda vital pada penggunaan secara I.v.
Contoh nama dagang :
  • Kutoin : 100 mg/kapsul
  • Dilantin : 100 mg/kapsul ; 50 mg/mL injeksi
  • Phenytoin : 100 mg/kapsul ; 100 mg/mL injeksi
  • Decatona : 30 mg; 100mg/kapsul
Sumber : buku saku obat-obat penting

DEXAMETHASONE 0,5 MG


DEXAMETHASONE 0,5 mg





Cara kerja obat 

DEXAMETHASONE adalah golongan obat adrenokortikosteroid sintetik “long acting” yang terutama mempunyai efek glukokortikoid dan mempunyai aktifitas anti inflamasi, anti alergi, hormonal dan efek metabolik. Pada dosis terapi tidak ada efek metabolik. Pada dosis terapi tidak ada efek mineralokortiroid, sehingga retensi natrium sedikit atau bahkan tidak ada, juga ekskresi kalium minimal. Pada tingkat molekuler, diduga glukokortikoid mempengaruhi sintesa protein, pada proses transkripsi RNA. DEXAMETHASONE dapat diabsorsi melalui saluran cerna.


Indikasi
  • Insufisiensi adrenokortikal primer atau sekunder, hiperplasia adrenal bawaan, tiroitis nonsupuratif, hiperkalsemia karena kanker.
  • Rinitis alergi perenial, asthma bronkial, dermatitis kontak, dermatitis atopi, seru sickness, reaksi hipersensitivitas obat
  • Penyakit mata karena peradangan atau alergi dan bukan disebabkan oleh virus
  • Sebagai terapi tambahan untuk pemberian jangka pendek seperti pada : artritis psoriatik, artritis rematik, artritis rematoid “juvenile”
  • Systemic lupus erytematosus (SLE), karditis rematik akut
  • Pempigus, dermatitis hepertifomis bulosa, eritema multiformis yang berat (steven’s jhonson syndrome)
  • Sarkoidosis
  • Edema serebral
  • Efek untuk edema tife vasogenik seperti yang diakibatkan oleh tumor otak, khususnya metastase dan glioblastoma
  • Mungkin bermamfaat pada : Anemia hemolitik idiopatik dan otoimun
  • Nekrosis hepatik sub akut, hepatitis kronik aktif otoimun

Kontra indikasi
  • Infeksi fungsi sistemik
  • Herpes simpleks okuler
  • Penderita yang sensitif terhadap obat tersebut dan komponennya

Posologi
Dewasa :
  • Dosis awal bervariasi : 0,75-9 mg/hari, 2-4x sehari atau tergantung berat ringannya penyakit
  • Pada penyakit ringan, Dosis <0,75 mg
  • Pada penyakit berat, Dosis >9 mg

Efek samping
  • Muskuloskeletal : Otot lemas, miopati steroid, kehilangan massa otot, esteoporosis, kompresi fraktur vertebral, fraktur patologik pada tulang panjang dan osteonekrosis
  • Saluran pencernaan : tukak lambung dengan kemungkinan perforasi dan pendarahan, pankreatitis, distensi abdominal dan esofagus ulseratif
  • Dematologi : Impaired wound healing, thin fragile skin, eritema pada wajah dan keringat bertambah
  • Sistem saraf : Kejang, tekanan intrakranial bertambah dengan edema papil, vertigo dan sakit kepala.
  • Gangguan cairan dan elektrolit
  • Retansi natrium dan cairan (edema) jarang terjadi karena hanya sedikit mempunyai efek mineralokortikoid. Edema ini dapt terjadi pada pasien yang terganggu kecepatan glomerulusnya 
  • Hipokalemia : hipertensi dan gagal jantung bawaan
  • Endokrin : Mensturasi tidak teratur, penekenan pertumbuhan pada anak-anak insufisiensi adrenal sekunder khususnya pada waktu stress seperti trauma dan pembedahan. 
  • Metabolisme karbohidrat dan lemak : pemakaian steroid ini pada penderita diabetes dapat menyebabkan meningkatnya glukoneogenesis dan mengurangi sensitivitas oleh insulin. Pada pasien normal metabolisme karbohidrat dan lemak tidak dipengaruh
  • Pada mata : katarak supkapsuler posterior, kadang-kadang tekanan intra okuler bertambah, glaukoma dan eksoftalmos.
  • Metabolik : keseimbangan nitrogen negatif karena metabolisme protein
  • Reaksi hipersensitivitas : Reaksi anafilatik jarang terjadi.

Peringatan dan perhatian
  • Kepekaan terhadap infeksi pada penderita yang mendapat kortikosteroid tidak bersifat spesifik untuk bakteri atau fungsi patogen tertentu. Bila terjadi infeksi dosis  tetap dipertahankan atau di tambah, dan harus dilakukan pengobatan yang terbaik terhadap infeksi tersebut.
  • Penggunaan kortikosteroid jangka panjang mungkin mengakibatkan katarak subkapsular posterior, glukoma dengan kemungkinan kerusakan pada syaraf mata, dan dapat meningkatkan infeksi okuler sekunder karena fungsi dan virus
  • Kortikosteroid tidak dianjurkan pada wanita hamil trimester pertama kaerena kemungkinan bayi yang baru lahir menderita gejala hipoadrenalisme.
  • Tidak dianjurka pemakaian pada wanita menyusui karena kemungkinan kortikosteroid diekskresikan kedalam air susu ibu,
  • Insufisiensi adrenokortikal sekunder karena pemakaian obat ini mungkin dapat dikurangi dengan menurunkan dosis secara bertahap
  • Pemakaian asetosal bersama-sama dengan kortikosteroid tidak dianjurka pada penderita hipoprotrombinernia
  • Pemakaian obat ini dapat menekan gejala—gejala kinis dari suatu penyakit infeksi
  • Kortikosteroid tidak dianjurkan pada penderita kolitis ulseratif non spesifik, jika da kecenderungan perforasi, abses,  dan infeksi piogenik lain, diverticulitis, fresh intestinal anastomoses, peptic ilcer, renal insufisiensi, hipertensi, osteoporosis, myasthenia gravis.
  • Tidak dianjurkan pada anak-anak dibawah 6 tahun,amati secara hati-hati pada anak dan bayi yang memakai kortikosteroid dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
  • Pemakaian kortikosteroid pada penderita hipotiroid dan sirosis dapat meningkatkan efek kortikosteroid,
  • Pemakaian kortikosteroid pada penderita hipotiroid dan sirosis dapat meningkatkan efek kortikosteroid
  • Hati-hati penggunaan kortikosteroid ini pada penderita diabetes millitus, karena dapat meningkatkan glukoneogenesis dan mengurangi sensitivitas terhadap insulin

Interaksi obat
  • Anti bakterial : rifampisin mempercepat metabolisme kortikosteroid
  • Anti diabetik : antagonis terhadap efek hipoglikernia
  • Anti epilepsi : carbamazepine, phenobarbitone, phenytoin, dan primidone mempercepat metabolisme terhadap efek hipotensif
  • Anti hipertensi  : antagonisme terhadap efek hipertensif
  • Barbiturat : mempercepat metabolisme kortikosteroid
  • Diuretika : antagonisme terhadap efek diuretika acetozolamide, loop diuretika dan thiazide menambah resiko hipokalemia
  • Antagonis hormon : aminoglutetimide mempercepat metabolisme dexamethasone
  • Ulcer healing drug : carbenoxolone menambah resiko hipoglikemia

Mengkonsumsi obat harus dengan resep Dokter.

Saturday, May 14, 2016

FENOBARBITAL

Farmakologi dan indikasi
Farmakologi :
FENOBARBITAL merupakan golongan barbiturat yang mempunyai efek anti kunvulsan dengan menekan pelepasan eksitasi postsinaptik dan meningkatkan nilai ambang konvulsif terhadap stimulasi elektrik dan zat kimia.

Indikasi
1. Penggunaan oral dan parental
  • Senatif hipnotik ( treatmen jangka pendek insomnia. aktifitasnya cenderung hilang setelah 2 minggu penggunaan)
  • Antikonvulsan
  • Mengontrol kejang akut yang bersifat emergensi (yang berhubungan dengan status epileptikus, eklamsia, tetanus, reaksi toksis terhadap striknin atau anesterik lokal)
2. Penggunaan parental untuk agen preanesterik

Famakokinetik
Onset dan durasi :
Oral :
  • Onset hypnosis : 20-60 Menit
  • Durasi : 6-10 jam
Intra vena (IV)
  • Onset : dalam 5 menit
  • Efek puncak : dalam 30 menit
  • Durasi 4-10 jam
Absorbsi dan distribusi :
Oral : 70%-90%
Ikatan protein : 20-45%, ikatan protein akan lebih rendah, pada neonatus
Waktu untuk mencapai kadar puncak dalam darah pada pemakaian oral 1-6 jam.
Metabolisme dan ekskresi :
Metabolisme dihati melalui hidroksilasi dan konjugasi glukoronida.
Waktu paro eliminasi :
  • neonatus : 45-500 jam
  • bayi : 20-133 jam
  • anak-anak : 37-73 jam
  • dewasa : 53-140jam
Eliminasi : 20-50% diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urine

Pendosisan
Oral
Dewasa :
  • Sedasi : 30-120 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi, tidak boleh lebih dari 40 mg/hari
  • Hipnotik :100-200 mg
  • Antikonvulsan : 60-100 mg/hari.
Anak-anak :
  • Antikonvulsan : 3-6 mg/kg/hari
  • Sedasi : 8-32 mg.
Parental
Hati-hati terhadap efek penggunaan pada dosis tinggi. hanya digunakan ketika penggunaan secara oral tidak memungkinkan.

Kontraindikasi
Riwayat porfiria atau penyakit pernapasan parah dimana terdapat dyspnea obstruksi.

Reaksi obat yang tidak dikehendaki ( Adverse drug reaction )
 Serasi sedang terjadi dan efek ini tergantung pada dosis yang digunakan. pada penggunaan jangka lama dapat terjadi toleransi.
pada anak-anak dan lanjut usia dengan penggunaan jangka lama sering terjadi kehilangan konsentrasi, kemunduran mental, penekanan afeksi, Insomnia, aktivitas hiperkinetik kadang-kadang terjadi kemerahan (rash pada kullit, defisiensi folat dan gangguan koneksi jaringan. jarang terjadi anemia megaloblastik, hepatitis, dermatitis atau steven johnson syndrom. reaksi hipersensitif dapat terjadi pada pasien dengan riwayat hipersensirif terhadap fenitoin atau carbamazepin. Hemoragi neonatal pernah dilaporkan pada bayi yang ibunya mengkonsumsi fenobarbital saat hamil.
Injeksi subkutan atau intra arterial dapat menyebabkan nekrosis jaringan. penggunaan intravena terutama setelah intravena benzodiazepin dapat menyebabkan depresi pernapasa parah.

Interaksi obat
  • Penggunaan bersama dengan depresan sistem saraf pusat lain dapat meningkatkan efek sedasi.
Perhatian khusus
  • Kehamilan
  • Laktasi
  • Gunakan hati-hati pada pasien dengan penyakit hati dan ginjal karena obatnya menurun.
  • Penghentian tiba-tiba pada pasien epilepsi dapat menyebabkan status epileptikus
  • Dapat menyebabkan ketergantungan fisikmaupun psikologis.
Intruksi pasien
Lihat informasi pada kelas antikonvulsan.

Cobtoh nama dangan dan bentuk sediaannya
  • FENOBARBITAL (generik) tablet 30.50mg
  • FENOBARBITAL cairan injeksi 100 mg/mL.

Thursday, May 12, 2016

LORATADINE (UNTUK ALERGI)

KOMPOSISI
Setiap tablet mengandung 10 mg loratadine.




CARA KERJA OBAT
      Loratadine merupakan suatu antihistamin trisiklik yang bekerja lama dengan aktivitas antagonis selektif terhadap reseptor H1 perifer tanpa efek sedasi sentral atau efek antikolinergik.

INDIKASI
  • Mengurangi gejala-gejala yang berkaitan dengan rinitis alergika, seperti bersin-bersin, pilek, dan rasa gatal pada hidung, rasa gatal dan terbakar pada mata.
  • juga mengurangi gejala-gejala dengan tanda-tanda urtikaria kronik serta penyakit dermatologik alergi lain
DOSIS
  • Dewasa, usia lanjut, anak usia >12 tahun = 1tablet (10mg0 sehari
  • Anak usia 2-12 tahun BB (berat badan) >30 kg =10 mg sehari. BB < 30kg =5mg sehari
  • Khasiat dan penggunaan pada anak-anak usia dibawah 2 tahun belum terbukti
PERINGATAN DAN PERHATIAN
  • Pasien dengan gangguan hati berat harus diberikan dosis permulaan yang lebih rendah karena hal ini memungkinkan dapat mengurangi kebersihan loratadine, dianjurkan dosis awal 5 mg sehari atau 10mg setiap 2 hari.
  • khasiat dan keamanan penggunaan lortine pada anak-anak dibawah 2 tahun belum ditetapkan.
  • Keamanan pemakaian loratadine selama kehamilan belum ditetapkan, hanya diberikan apabila potensi mamfaat lebih besar dari potensi resiko terhadap janin.
  • Hati-hati diberikan pada wanita yang sedang menyusui, karena loratadine dieksresikan dalam air susu ibu.
EFEK SAMPING
  • LORATADINE tidak memperlihatkan efek sedatin yang secara klinis bermakna pada pemberian dosis 10mg
  • Efek samping yang dilaporkan : lelah, sakit kepala, somnolensi, mulut kering, ganguaan pencernaan, nausea, gastritis dan gejala alergi yang menyerupai ruam.
  • Pernah dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan takiaritmia supra ventikuler walaupun jarang
KONTRA INDIKASI
Pasien yang merupakan hipersensitif atau idiosinkrasi terhadap komponen-komponennya.

INTERAKSI OBAT
  • Bila diberikan bersama dengan alkohol, loratadinetidak memiliki efek potensiasi seperti yang diukur dengan penelitian penampilan psikomotor
  • Pernah dilaporkan peningkatan kadar loratadine dalam plasma setelah pemakaian bersama ketokonazole,Eritromisin atau simetidine pada penelitian klinik terkendali, tetapi tidak ada perubahan kinis yang bermakna ( termasuk eletrokardiografik)
  • Hati-hati pemakaian bersama dengan obat - obat yang menghambat metabolisme hati
  • Pemberian antihidtamin harus dihentikan kurang lebih 48 jam sebelum prosedur uji kulit, karena obat ini dapat mencegah atau mengurangi reaksi positif terhadap indikator reaktivitas dermal.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT CAMPAK (MORBILI atau MEASLES)

Penyakit campak di kenal juga sebagai MORBILI atau MEASLES, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, 90% anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Manusia diperkirakan satu-satunya reservior, walaupun monyet dapat terinveksi tetpi tidak berperan dalam penyebaran.



     Diseluh dunia diperkirakan terjadi penurunan 56% kasus yang dilaporkan yaitu 852.937 kasus pada tahun 2000 menjadi 373.421 kasus pada tahun 2006. jumlah laporan kasus campak diregional SEARO meningkat dari 78.574 kasus pada tahun 2000 menjadi 94.562 pada tahun 2006, disebabkan karena adanya peningkatan surveilans campak di indonesia dan india.

     Sejak vaksinasi campak diberikan sangat luas, terjadi perubahan epidemologi campak trutama di negara berkembang. Dengan tingginya cakupan imunisasi, terjadi penuruan insiden campak dan pergeseran umur ke umur yang lebih tua.

    Walapun cakupan imunisasi cukup tinggi, KLB (kejadian uluar biasa) campak mungkin saja akan terjadiyang diantaranya disebabkan adnya akumulasi anak-anak rentan ditambah 15% anak yang tidak terbentuk imunisasi.

1. Penyebab
    paramyxoviriadae (RNA), jenis morbilivirus yang mudah mati karena pabas dan cahaya.

2. Cara dan masa penularan
  • Penularan dari orang keorang melalui percikan ludah dan transmisimelalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi hidung
  • Masa penularan 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbil rash, puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit.
3. Masa inkubasi
    7-18 hari, rata-rata 10 hari

4. Gejala dan tanda-tanda
  • Panas badan biasanya >38 derajat celcius selama tiga hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah dan mata berair
  • Khas (pathognomonis) ditemukan koplik's spot atau bercak putih keabuab dengan dasar merah di pipi bagian dalam ( mucosa bucal)
  • Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga padah tubuh berbentuk makulo papular selama 3 hari atau lebih, beberapa hari (4-7 hari) keseluruh tubuh
  • Bercak kemerahan makulo papular setelah seminggu sampai 1 bulan berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik. untuk khasus yang telah menunjukan hiperpigmentasi perlu dilakukan anamnesis dengan teliti, dan apabila pada masa alut (permulaan sakit) terdapat gejala-gejala tersebut di atas maka kasus tersebut termasuk kasus campak klinis.

 5. Komplikasi
     Sebagia besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering terjadi pada anak usia <5 tahundan penderita dewasa >20 tahun. kasus campak pada penderita malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta imun defisiency (HIV), campak dapat menjadi lebih berat atau fatal. Komplikasi yang sering terjadi yaitu :
  • DIARE
  • BRONCHOPNEUMONIA
  • MALNUTRISI
  • OTITIS MEDIA
  • KEBUTAAN 
  • ENCEPHALITIS
  • MEASLES ENCEPHALITIS HANYA 1/1000 PENDERITA CAMPAK
  • SUBACUTE SCLEROSING PENENCEPHALITIS (SSPE), HANYA 1/1000 PENDERITA CAMPAK
  • ULKUS MUCOSA MULUT
 6. Penyebab kematian
     Kematian penderita campak umumnya disebabkan karena komplikasinya, seperti : BRONCHOPNEUMONIA, Diare berat dan gizi burut serta penanganan yang terlambat.

MALAISE

MALAISE
       Malaise adalah perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, atau lesu, lemas /tidak enak badan, Kadang-kadang, hal itu terjadi pada awal dari penyakit, Hal ini terkait dengan berbagai kondisi medis yang berbeda, dan sering menjadi tanda pertama penyakit yang berbeda seperti infeksi Virus.

RANITIDIN 150MG (tablet salut selaput)

RANITIDIN 150MG
 (tablet salut selaput)




 Cara kerja obat
         suatu histamin antagonis reseptor H2 menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Ranitidin diabsorsi 50% setelah pemberian oral. konsentrasi puncak plasma dicapai 2-3 jam setelah pemberia dosis 150mg. absorsi tidak dipengaruhi secara signifikan  oleh makanan dan antasida. waktuh paruh 2,5-3 jam pemberian oral. ranitidin diekskresi melalui urine.

Indikasi
  • Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis
  • terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung
  • Pengobatan keadaan hipersekresi patolofis, (misal : Sindroma zollinger Ellison dan mastositosis sistemik)
Dosis
  • Tukak usus 12 jari  : 150mg,2xsehari (pagi dan malam) atau 300mg sekali sehari sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu
  • Tukak lambung aktif : 150mg,2xsehari (pagi dan malam) selama 2 minggu
  • Terapi pemeliharaan pada penyembuhan tukak 12 jari dan tukak lambung : 150mg, malam sebelum tidur
  • Dosis pada penderi penyakit ginjal ; Bila bersihan kreatinin <50ml/menit : 150mg/24 jam, bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara hati-hati setiap 12jam atau kurang tergantung kondisi penderita
  • Hemodialisis menurunkan kadar ranitidin yang terdistribusi.
Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.

Efek samping
  • Sakit kepala
  • Susunan saraf pusat jarang terjadi ; malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo,agitasi, depresi, halusinasi.
  • Kardiovaskuler, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardia, atrioventricular block, premature ventrikulan beats.
  • Gastrointestinal : konstipasi, diare, mual, muntah,nyeri perut, jarang dilaporkan pankreatitis.
  • Muskuluskeletal, jarang dilaporkan artralgia dan mialgia
  • Hematologik : leukopenia, granulositopenia, trombositopenia,( pada beberapa penderita) kasus jarang terjadi seperti agranulositopenia, pansitopenia, trombositopenia, anemia aplastik pernah dilaporkan.
  • Endokrin : ginekomastia, impoten dan hilangnya libidopernah dilaporkan pada penderita pria
  • Kulit jarang dilaporkan : ruam, eritema multiforme, alopesia
  • lain- lain kasus hipersensitifitas yang jarang (contoh brongkospasma, dema, eosinofia) anafilaksis edema angioneurotik, sediki peningkatan kadar dalam kreatini serum.
Peringatan dan perhatian
  • Umum : pada penderita yang memberikan symtomatic response terhadap ranitidin, tidak menghalangi timbulnya keganasan lambung
  • karena ranitidin diekskresi terutama melalui ginjal, dosis ranitidin harus disesuaikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
  • Hati hati pemberian pada gangguan fungsi hati karena dimetabolisme di hati
  • Hindari pemberian pada penderita dengan riwayat porfiria akut
  • Hati hati pengguanan pada wanita menyusui
  • Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum terbukti
  • Waktu penyembuhan dan efek samping pada usia lanjut tidak sama dengan penderita usia dewasa
  • Pemberian pada wanita hamil jika benar-benar sangat dibutuhkan.
Interaksi obat:
  • Ranitidin tidak menghambat kerja dari sitokrom p450 dalam hati
  • pemberian bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protombin
Over dosis
gejala over dosis antara lain, Pernah dilaporkan : gangguan pencernaan akut, hipotensi, cara berjalan yang tidak normal.
Penanganan over dosis :
  • Induksi dengan segera dimuntahkan atau bilas lambung
  • Untuk serangan : pemberian diazepam injeksi I.V
  • Untuk bradikardia : dengan cara pemberian atropin
  • Untuk aritmia : Dengan cara pemberian lidocain.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Wednesday, May 11, 2016

CARBAMAZEPIN ( farmakoligi dan indikasi )



CARBAMAZEPIN ( farmakoligi dan indikasi )






    Carbamazepin adalah senyawan iminostilben yang stukturnya berhubungan dengan anti depresan trisiklik.aksi saat presinapsis yaitu dengan mengeblok tercetusnya potensial aksi yang akan menurunkan pelepasan neurotransmiter dan saat post sinapsis dengan mengblok pelepasa repetitive.

Indikasi :
·         Mengatasi seizure pada treatment epilepsi
Untuk profilaksi seizure parsial dengan simpomatologi komplek. Grand mal seizure dan pola seizure campuran dapat di gunakan dengan antikonvulsan lain seperti fenitoin, fenobarbital, tetapitidak boleh digunakan  bersamaam dengan antikonvulsan yang menghasilkan efek toksis mirip dengan mefenitonim atau trimetadon.
·         Neuralgia trigeminal
Untuk mengatasi nyeri yang berhubungan dengan neuralgia trigeminal.

Farmakokinetik :
Absorsi dan distribusi
Diabsorsi cukup baik. Absorsi bentuk sediaan suspensi lebih cepat dari pada bentuk tablet lebih cepat dari pada bentuk tablet dan tablet lebih cepat daripada bentuk sedian lepas lambat. Waktu untuk mencapai kadar puncak dalam darah :
Suspensi : 1,5 jam  Tablet 4-5 jam  Tablet lepas lambat : 3-12 jam.

KONTRAINDIKASI :
  • Riwayat depresi sumsum tulang belakang
  • Hipersensitif terhadap antidepresan trisiklik  
REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI :
      Paling sering terjadi adalah dizziness, mengantuk, mual,muntah sakit kepala dan biasanya terjadi pada permulaan terapi. Untuk meminimalkan resiko ini maka terapi dimulai pada dosis rendah.Morbilliforn rash yang ringan ccepat juga sering terjadi. kadang-kadang dapat terjadi stomatitis. Dapat terjadi hiponatremi dan intoksikasi air terutama indivudu dengan faktor resiko antara lain monoterapidengan carbamazepin. peningkatan kadar dalam darah. usia >25 tahun, penggunaan diuretik. mual dan diare, Hentikan terapi jika terjadi perkembangan depresi sumsum tulang. jarang terjadi anemia aplastik, agranulositosis, hepatitis dan aritmia.

PERHATIAN KHUSUS :
  • KEHAMILAN : dapat menyebabkan bahaya pada fetus
  • Hati- hati pada penggunaan pasien dengan riwayat penyakit hati karena metabolisme carbamazepinterutama di hati.
  • Penghentian mendadak padda pasien epilepsi dapat menimbulkan status epileptikus
  • Gunakan hati-hati pada pasien dengan riwayat reaksi hipersensitif parah denga penitoin aau fenobarbital
  • Penggunaan bersamaan dengan kontrasepsi oral ddapat menyebabkan kegagalan KB
NAMA DANGANG :
  • BAMGETOL 
  • TEGRETOL   
  • TERIL
  • TEMPOROL  

Sumber : @anna wahyuni W. S. Farm. Apt
 <<<<<<<kampuengkami.blogspot.co.id

OBAT SISTEM SARAF PUSAT



ANTIKONVULSAN









Informasi penggunaan obat antikonvulsan
  • Diindikasika untuk mengatasi seizures pada treatment epilepsi
  • Penghentian mendadak dapat memacu timbulnya seizures (epilepsi) 
  • Dapat menyebabkan mengantuk
  • gunakan dengan hati-hati ketika mengendarai kendaraan. mengoprasikan mesin atau pekerjaan pekerjaan lain yang membutuhkan kesadaran mental
  • Hindari penggunaan bersama dengan alkohol atau obat yang dapat menyebabkan ngantuk
  • Laporkan jika terjasi hal-hal yang tidak di inginkan atau efek samping yang lain
  • Hati-hati pengguanan pada wanita hamil
  • Dosis terlupa : Gunakan obat antikonvulsan dengan interval waktu yang terartur. jika terlambat satu dosis segera minum setelah ingat. Jjika sudah mendekati dosis berukkutnya, minum dosis yang berikutnya. gunakan secara teratur kembali. jangan mendoble atau menambah dosis.
  1. CARBAMAZEPIN
  2. FENOBARBITAL
  3. FENITOIN    
ANTIDEPRESAN
  1. FLUEXETIN 
  2. AMITRIPILIN
  3. TRANYLCYPROMIN (TRANSAMIN)

ANXIOLITIK, SEDATIF DAN HIPNOTIK  
  • ALPRAZOLAM

ANTIPSIKOTIK 
  1.  HALOPERIDOL
  2.  CLOZAPIN